“Berjanjilah
pada Ayah,
kau tidak akan menemuinya lagi. Jangan pernah berhubungan lagi dengannya.”
Aku
hanya terisak saat Ayah mengatakan hal itu.
“Berjanjilah
pada Ayah,
Faith.”
“Ayah….”
“Kau
harus menjauhi dia. Berjanjilah pada Ayah.
Semua demi kebaikanmu.”
Aku kembali terisak saat teringat
permintaan terakhir Ayah.
“Ayah, Faith berjanji … demi Ayah.”
Aku menatap nanar nisan bertuliskan
nama Rahardian Hutama. Air mata semakin deras mengalir ketika Hyden
melingkarkan lengannya di bahuku.
“Ayo kita pulang, Faith,” bisik
Hyden di telingaku. Aku menggeleng kuat.
“Semua karena aku, Hyden. Bagaimana
aku bisa kembali ke rumah? Bagaimana aku harus menghadapi keluargaku?” desahku
di sela-sela isak tangis.
“Siapa yang mengatakan semua ini
karena kau? Semua sudah ditakdirkan oleh Tuhan.” Kali ini Hyden mendekapku
erat, aku makin terisak di dada bidangnya.
“Ada aku, Nikki, dan yang lain. Kau
tidak sendirian, kami ada untukmu.” Hyden mengusap pelan kepalaku.
Aku menggeleng kuat-kuat. Bagaimana
bisa kuhadapi semua? Aku yang menyebabkan keadaan ini. Semua salahku. Andai
saja aku tidak bertemu dengan lelaki itu, andai aku tidak terperdaya dengan
rayuan gombalnya, andai aku tidak jatuh cinta padanya, semua ini tidak akan
terjadi. Keluargaku pasti masih baik-baik saja. Ayah pasti masih bisa tersenyum
sambil membelai kepalaku, dan kami tidak akan tinggal di rumah kontrakan itu.
Semua karena aku.
“Kita pulang ya, biarkan Ayah beristirahat dengan
tenang.”
“Kata Ayah, semua karena dia.
Semua karena lelaki berengsek itu. Katakan Hyden, apakah semua ini bukan
salahku? Andai saja aku tidak mengenalnya, andai aku tidak jatuh cinta padanya ...”
“Sshh, sudahlah. Bukan salahmu … bukan
salahmu.”
“Semua gara-gara aku … semua karena aku.”
“Faith, tenanglah. Hyden, bawa dia
ke mobil saja.” Kudengar suara Nikki menginterupsi.
Aku menggeleng kuat-kuat, berusaha
meronta dari dekapan Hyden. Aku masih ingin di sini, ingin menebus
kesalahan pada Ayah, ingin menemani Ayah….
“Faith.” Hyden mendekapku lebih
erat.
Aku meronta saat Hyden berusaha
menenangkanku, hingga kegelapan tiba-tiba menyelimuti dan membawaku entah ke mana.
lanjutkan
lanjutkan
0 komentar:
Posting Komentar